Cerpen ini karya : Wahyu sri sugesti
Postingan awal : 30/04/19
Malam hampir tiba. Semua murid sudah pulang ke rumah masing-masing tapi, seorang gadis berlari tertatih karena kakinya terkilir. Gadis yang bername tag Kela tertawa hambar ketika tiga orang menghadangnya. Kela mundur perlahan-lahan sampai kembali jatuh. Semua orang yang melihatnya hanya bisa menatap kasihan. Kela menutup matanya ketika salah satu di antara mereka memberi ancang-ancang memukulnya kembali.
ARGGGGG, SAKIT!
Kela membuka matanya perlahan. Di depannya ada seseorang yang hampir memiliki wajah yang sama dengannya. Orang tersebut tersenyum tidak dapat di artikan.
"Hai, diriku!" serunya sambil melambaikan tangannya.
***
“Kamu lihat dia bicara saja susah,” ledek seorang gadis sambil menunjuk seorang gadis yang bername tag Shila, berada di depan kelasnya. Mata gadis itu mulai berkaca-kaca. Seisi kelas mendadak menjadi tertawa.
“Lanjut saja Shila,” lerai seorang pria paruh baya yang juga hampir tertawa. Gadis itu mengangguk sopan, dan canggung bersamaan. Gadis itu mulai melanjutkan pidato dengan menutup matanya. Mereka semua yang di kelas menutup mulut, menahan tawa.
Jam ketiga
Gadis itu berlari-lari kecil. Ketika sudah berada di pintu kelasnya memandang ragu. Tidak ada suara di kelas membuat gadis itu bertambah ragu untuk mengetuk kelas. Setengah yakin gadis tersebut membuka pintu perlahan. Ketika, pintu.
Byurrrrr
Air dingin seketika tubuh Shila. Shila mengigil.
Beberap hari kemudian
Anita berjalan mundur tidak percaya melihat permandangan yang di lihat. Shila ... Dia ....
Brukk
Suara benda terjatuh di dekat Anita membuat fokus berlarih. Anita melihat isi buku yang adalah catatan Shila. Belum sempat Anita membaca tangannya menjadi panas. Dan secara tiba-tiba melemparkan buku tersebut ke sembarangan arah. Secara ajaibnya buku halaman terakhir tersobek.
***
"Siapa, kamu? Apa maumu?" Shila tertawa pelan. "Aku adalah dirimu," ujarnya tegas sambil tertawa pelan.
"Aku tidak ada hubungan sama kamu," bela Kela yang mendapat kekehan pelan.
"Jika kamu lupa semalam kamu membaca secarik kertasku, lho." Kela membulatkan matanya dan memori kembali memutarkan sekali lagi.
Waktu itu Kela sedang bergadang untuk belajar. Secara tiba-tiba secarik kertas bernoda ada tepat di mejanya. Jendela dan pintu bahkan di tutup menambah ketakutannya. Semakin rasa takut menjadi-jadi semakin pula rasa penasaran. Tidak mau larut dalam rasa penasaran Kela memberanikan membacanya. Setelah membaca habis tubuh Kela bergemetar. Gadis itu bahkan melihat ke sekeliling.
Apa yang selanjutkan akan terjadi apa pada Kela?
END
Tidak ada komentar:
Write komentar